Cak Imin PKB |
Sobat sukses koalisi Gerindra dan PKB tampaknya bukan strategi politik yang baru. menurut khoirul umam berkaca dari 2014 dan 2019 di mana dulu misalnya pak prabowo ya begitu menikmati dan juga merasakan bagaimana yuforia yang didorong oleh kekuatan Islam kanan dan itu memberikan insentif elektoral cukup memadai.
Sebaliknya PKB sebagai representasi kekuatan politik nahdliyin mengakomodir kekuatan politik Islam moderat yang merespon dengan mengcounter kekuatan Islam kanan tadi, artinya apa kalau kita bicara ideologi hampir tidak bertemu. Air dan minyak ini kekuatan konservatif dengan kekuatan moderat. menurut khoirul umam masyarakat itu tentu memiliki apa namanya literasi politik yang memadai. itu pun bisa memahami apa perbedaan ini?
Salah satu faktor yang kemudian diindikasi menjadi elemen terkuat dari of return in Southeast Asia adalah munculnya kekuatan polarize figures strongman yang punya kekuatan cukup besar tetapi dia mampu memainkan polarisasi yang cukup signifikan to some extent dia bisa berada di satu kekuatan disisi yang lain dia bisa berubah.
Nah perubahan inilah yang kemudian kita tidak bisa menyalahkan itu bagian dari strategi politik. political approach dari yang bersangkutan ikhtiar. ini udah tiga kali pilpres dan kebetulan belum pernah menang. maka kemudian sekarang kita bisa memahami Kenapa kemudian Gerindra begitu Ingin untuk bersama-sama dengan PKB. Kenapa? kalau kita bicara elektoral Gerindra salah satu titik lemah dari kekuatan Pak Prabowo di 2014 dan 2019 adalah defisit elektoral di Jawa Timur.
Kenapa Pak Jokowi menang? Karena narasi kekuatan Islam, narasi politik kebangsaannya lebih berpihak dengan basis pemilih nahdliyin. inilah yang kemudian dievaluasi misalnya oleh Pak Prabowo berusaha mendekati basis kekuatan nahdliyin. sebenarnya PKB itu hanya satunya elemen dari basis kekuatan nahdliyin yang ditargetkan Pak Prabowo.
Saya yakin bukan hanya karena ingin bersama cak imin tentu ingin bareng karena faktor presidential threshold 20% tetapi begitu kemudian sudah disamakan ini apakah Cak Imin akan menjadi prioritas utama? tentu. tetapi tidak menutup kemungkinan. maka kemarin muncul nama-nama seperti Mbak Khofifah dan lain sebagainya. tapi meskipun demikian belum tentu itu kemudian menghasilkan kemenangan? .
Jawa Timur adalah kunci karena Jawa Timur adalah basis merah dan juga basis hijau tetapi pada saat yang sama situasi hijau saat ini menuju 2024 sangat berbeda sekali dengan situasi hijau di 2019? karena? ada faksionalisme cukup signifikan di dalam struktur kekuatan NU perbedaan gep komunikasi antara Cak Imin dengan Ketum PBNU Kyai Haji Yahya Cholil staquf dan itu kemudian berimbas di dalam konteks komunikasi di struktur NU.
Sobat sukses belum lama ini Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, ketua umum PBNU yang baru, menegaskan PBNU bukanlah milik PKB, melainkan, milik semua partai di Indonesia. Pernyataan ini tentu menarik, mengingat PKB yang didirikan oleh almarhum Gus Dur ini adalah ibarat “anak kandung”-nya PBNU. Dari kecil hingga sekarang, PKB ikut besar bersama PBNU itu sendiri. Namun, alih-alih gentar, Ketua Umum PKB, Cak Imin, justru mengatakan pihaknya sudah mempunyai dukungan solid dari 13 juta pemilih. Dalam komentarnya, Cak Imin juga mengatakan bahwa pendukungnya tidak akan terpengaruh siapapun, termasuk Ketua Umum PBNU, Gus Yahya. Karena itu, adu mulut antara petinggi organisasi Islam terbesar dan partai warisan Gus Dur ini menyita perhatian banyak orang. Kira-kira apa yang maksud di balik pertarungan narasi antara Civil War PBNU vs PKB?
Menariknya, Cak Imin tampak tidak menyerah begitu saja, ia justru menantang Gus Yahya dengan pernyataan PKB masih akan kuat walau diserang oleh PBNU. Hmm, bisakah argumen ini dibenarkan? Bukannya PKB mengandalkan Nahdliyyin untuk tiap Pemilu? Well, ada beberapa alasan mengapa Cak Imin tidak perlu panik.
Pertama, tidak seluruh warga NU akan mendengarkan arahan dari PBNU. Greg Fealy Seperti pernah nulis kalau Nahdliyin ternyata lebih mendengar para kiainya di daerah ketimbang arahan kepengurusan pusat. Artinya, untuk mendekati warga NU, caranya bukan dengan mendekati PBNU, melainkan kiai-kiai NU di daerah yang memiliki santri dan menjadi tetua di tengah masyarakat. Fealy juga menyoroti strategi Cak Imin, yang semenjak Pemilu 2014 sudah melakukan pendekatan ke tokoh-tokoh NU daerah, khususnya wilayah Jawa Timur. Bagian kedua dari strategi Cak Imin adalah caranya adalah mencari perlindungan dari pengusaha kaya yang dapat mendanai program-program kampanye politik di komunitas NU di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Contohnya adalah ketika PKB berhasil menggandeng pendiri Lion Air, Rusdi Kirana pada Pemilu 2019.
Alasan kedua mengapa Cak Imin kemungkinan akan unggul dalam perseteruan dengan Gus Yahya adalah dengan mengandalkan konsep reverse psychology, yakni dengan ngomong hal yang berseberangan secara tak gentara. Seperti yang diketahui, PBNU tidak bisa terlibat langsung dalam perpolitikan. Kalaupun ada kader yang ingin bermain politik, maka mereka mau tidak mau harus menjadi kader parpol yang sudah punya akar kuat dengan NU, seperti PKB. nah, karena itu, dengan memberi tantangan pada Gus Yahya, kayaknya Cak Imin sedang ngasih reverse psychology ke PBNU, jadinya takut kehilangan salah satu kendaraan politiknya. Apalagi nih, PKB memang masih bisa dibilang memegang suara Nadhliyyin di beberapa wilayah krusial, seperti Jawa Timur. Well, itu hanya interpretasi belaka. Tentu, Gus Yahya pun pasti menyadari kekuatan yang dimiliki Cak Imin dan PKB.
Nah oleh karena itu saya tidak begitu yakin kalau misal nanti elemen-elemen ini ya mungkin ada empat koalisi saya yakin ada tiga koalisi kemudian mencoba menahan diri tidak menggunakan narasi atau eksploitasi politik identitas maka kekuatan kelompok yang dulu memainkan kelompok moderat itu, teman-teman NU tidak akan segarang di 2024 nanti. disaat yang sama ada gep jadi komunikasi antara PKB dengan struktur di PBNU maka akan berimplikasi pada mesin politik nahdliyin di 2024 nanti.