Langsung ke konten utama

Bagas Alimpad Usia 17 Tahun Lunasi Hutang Milyaran Dari Keripik

Mas Bagas Alimpad Usia 17 Tahun Lunasi Hutang Milyaran Dari Keripik
Mas Bagas Alimpad

PeluangSukses.Com Cerita usaha kali ini dari kediri yaitu Mas Bagas Alimpad. Di usianya yang 17 tahun memiliki hutang 1,3 M. Mas bagas kemudian fokus untuk membesarkan bisnis keripik jamur crispi. kripik jamur crispy nya dipasarkan dengan strategi marketing reseller. Dari situ bisnis keripik jamur tiramnya berkembang pesat.

Perjuangan Bagas tidak mudah. Berjuang dari titik terendah. Mungkin kalimat itu yang pas untuk menggambarkannya dalam membangun bisnis makanan ringan miliknya. 

Nama brand bisnisnya FCK CORP Sebuah bisnis makanan ringan yang berbahan dasar jamur. Kayak tidak asing dengan nama ini ? Iya, memang. Nanti, di pertengahan tulisan ini dibahas. 

“Bisnis ini berawal dari kebangkrutan yang saya alami. Dulu saya ikut money game. Kecemplung di situ. Sudah rekrut banyak investor, tiba – tiba ada masalah dengan money game nya. Uang saya hilang. Uang investor juga hilang. Investor tidak mau tahu. Mereka minta uangnya kembali. Tidak peduli bagaimana cara saya mengembalikan uang yang tidak sedikit itu. Padahal di awal sudah saya jelaskan bahwa money game ini berpotensi untung besar tapi juga berisiko tinggi.” Jelas pria asal Kediri ini. 

Saat terlilit hutang Bagas sempat menjadi buronan. Dia dicari – dicari para investor yang sudah menginvestasikan uangnya. Padahal usia Bagas saat itu masih SMA. Sudah terlilit hutang Ratusan Juta. 

Kaburnya ikut saudara yang kebetulan mempunyai budidaya jamur tiram. Di fase kabur inilah Bagas menemukan ide bisnis jamur. Di sana ia ikut membantu prosesnya. Mulai dari tanam, panen, hingga distribusi. 

Dari sinilah pengetahuannya soal jamur tiram terasah. Ia faham pasang surut dan asam manis budidaya jamur. 

Sejak itu, Bagas berfikir untuk tidak hanya fokus di hulu ( proses budidaya jamurnya ), ia berfikir bagaimana caranya bermain di hilir ( penjualan olahan jamur ). Karena ia melihat ada peluang besar. 

Bagas langsung memulai usaha jamur krispinya. Awalnya tidak ada label merk. Seadanya. Karena memang tidak ada modal. Hanya dibungkus plastik dan ditempeli stiker fotocopy. 

Semua dilakukan sendiri. Mulai dari menggoreng jamur, hingga uji trial errornya. 

Momen Car Free Day dimanfaatkan untuk berjualan. Namun, sayangnya hasilnya belum seperti yang diharapkan. 

“Saya baru menemukan pola jualan pada tahun 2016, melalui broadcast BBM. Saat itu saya mencoba memaksimalkan peran reseller. Awalnya saya hanya mengambil 10 reseller, untuk uji ‘ngangenin’ produk saya. Fase uji ‘ngangenin’ ini sangat penting untuk mengetahui seberapa besar potensi produk kita ketika dilempar ke pasar. Nah, 10 reseller inilah trial dan error saya. Ketika mereka mengajukan komplain atau memberi masukan, benar – benar saya perhatikan. Dari 10 orang itu, Alhamdulillah kini sudah ada 4000 reseller yang tersebar di berbagai daerah.” imbuhnya.

Ketika ditanya soal nama FCK, Bagas terinspirasi melihat salah satu gerai ayam goreng franchise terkenal yang ada di jalan Dhoho Kota Kediri. 

“Saya melihat, gerai ayam goreng itu kok bisa ya, survive di tengah Dhoho Plaza yang sepi. Saya kemudian mencari informasi tentang gerai. Saya pelajari ternyata kisah hidup pendirinya luar biasa. Begitu banyak ujian yang dia alami. Mulai dari broken home, di DO kampusnya, kemudian bekerja tapi difitnah rekan kerjanya, hingga bubar pernikahannya. Ia mencoba bangkit dengan jualan ayam goreng, tapi awalnya juga gagal. Ia tawarkan resepnya juga ditolak. Sampai akhirnya resep ayam gorengnya diminati “. Tutur Bagas dengan penuh semangat. 

Kisah yang dialami oleh pendiri gerai ayam sangat menginspirasi Bagas. Menjadi pelajaran yang sangat berharga. Ia lebih semangat untuk bangkit. 

Sampai dia terinspirasi menggunakan nama FCK yang merupakan otak – atik kata dari nama gerai ayam goreng franchise itu. Dulu, font desain kemasan jamur FCK sama dengan font yang dipakai oleh gerai ayam tersebut. Saking terispiranya. 

Semakin hari, bisnis jamur FCK semakin berkembang. Hutang pun sedikit demi sedikit terlunasi. 

Sekarang, Bagas dibantu 58 orang karyawan dalam menjalankan bisnisnya. Produksi jamur krispinya bertumbuh dengan baik. Dalam sehari sekarang sudah produksi 200 – 300 kilogram. 

Tidak hanya produksi dan penjualannya meningkat. Dari sisi pribadi pun Bagas bertumbuh semakin baik. Efeknya sampai ke bisnis. Misalnya, jika Anda membeli produk FCK, Anda akan menemukan pesan – pesan dakwah di kemasannya. 

Selain itu, tagline lama juga sudah di ganti. Tagline lamanya, “Nikmatnya, serasa selingkuh”. Ini tagline dulu. 

Sekarang tagline sudah dirubah, “ Ngemil Sambil Ngamal”. Maksud tagline itu setiap laba dari hasil jualan di sedekahkan untuk sosial dan dakwah.

Kesuksesan bisnis yang diraih Bagas tidak didapatkan dengan mudah. Banyak tantangan yang harus dilewati. 

“ Tantangan bisnis sebenarnya ada 3. Yaitu SDM, marketing dan produksi. Alhamdulillah, soal SDM sudah selesai. Pun soal marketing. Tantangannya ada di produksi. Di lini produksi ini ada macam – macam komponen. Mulai dari kemasan sampai jamur tiramnya. Soal jamur misalnya, ketika marketing kita genjot, ada kalanya jamur saat itu susah tumbuh. Ini jadi tantangan tersendiri. Karena kita tidak bisa menentukan secara langsung kapan jamur tumbuh. Jadi, kami harus pinter – pinter menstabilkan antara penjualan dan produksi. Biar keduanya sama – sama tersuplai dengan baik.” Jelas Bagas. 

Sebagai anak muda, Bagas memberikan pesan – pesan untuk anak muda lainnya. 

“Prinsipnya, sebagai anak muda, lebih baik kita kehilangan masa muda, daripada kehilangan masa depan. Anak mudah itu kan rata – rata enak. Kebutuhan disuplai oleh orang tua. Nyaman dengan kondisi lingkungan, hingga akhirnya masa depan mereka harus dibayar mahal. Sebab terlalu enak – enakan di masa muda.”

“Begitu juga saat memulai bisnis. Memulai bisnis itu relatif aman. Tapi yang menjadi tantangan adalah bisa atau tidak kita istiqomah. Misal kita bisa istiqomah, ketika ada orderan melimpah, bisa tidak kita mengatur keuangan dengan baik. Karena biasanya anak muda senang beli ini itu.”

“Tantangan menjadi sukses itu banyak. Dan sukses itu bukan perkara kaya atau miskin. Tapi bagaimana besok kita berakhir. Apakah husnul khotimah atau su’ul khotimah. Dan husnul atau su’ul ini, bisa dilihat dari proses hidup kita saat ini”. Tutup Bagas.

Kisah inspirasi dari Bagas sungguh luar biasa. Bisa kita jadikan cambuk semangat. Apalagi jika usia kita masih muda. 

So, kehilangan masa muda itu lebih baik. Jangan sampai menyesal ketika sudah tidak muda.

Ingin lebih berkembang lagi kemudian mas bagas berkolaborasi dengan selebgram dan influencer Indonesia seperti Dewa eka prayoga, Saptuari sugiharto, Ricky Harun dan masih banyak yang lain. Benar saja strategi jualan yang ia lakukan booming dan kripiknya laris di pasaran. 

Mas Bagas juga selalu mencari ide untuk membesarkan bisnisnya, bahkan beliau bisa menemukan strategi bisnis di masa pandemi yang membuat usahanya semakin meroket. Beliau juga sering menemukan bisnis modal kecil untung besar. Kini mas Bagas juga aktif berbagi tips bisnis online, tips marketing dan management di berbagai komunitas. selanjutnya...

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=FdsyS7UMlXQ

PeluangSukses.Com

5 Rekomendasi Private Pool Villa di Sekitar Purwokerto Tarif Mulai dari Perjam Hingga Perhari

6 Korean Movies With Historical Themes Insert Uncensored Sex Scenes

5 Cara Tetap Sejuk di Cuaca Panas Tanpa AC Rumah

5 Contoh Kekuatan Makeup Riasan Sangat Senang Dengan Hasilnya

Sederet Artis Nikah Tanpa Restu Orang Tua hingga ada yang Pilih MURTAD atau MUALAF

20 Kata Yang Orang Tua Harus Ucapkan Ke Anak Sedari Kecil

Cara Mengatasi Kutu Kebul Secara alami

NASIB MIRIS Sederet Artis Ini Bangkrut Seketika Salah Kelola Honor

Menghitung Keuntungan Budidaya Ikan Lele

CARA BELI IKAN LELE DI PASAR PERIKANAN PURWONEGORO BANJARNEGARA

Support : Copyright © 2019. Informasi Usaha, Bisnis dan Gaya Hidup - All Rights Reserved